Boaz Salossa "Ndeso"

Baca Dulu >>>

Untuk urusan gocekan dan akselerasi di lapangan hijau serta mencetak gol ke gawang lawan, striker andalan Persipura Jayapura Boaz Solossa adalah jagonya.

Sayang, pemain asli Papua itu masih jauh dari sikap profesional sebagai seorang pesepakbola. Terlebih, jika itu berurusan dengan wartawan yang ingin mendapatkan informasi dari mulutnya langsung, tentang berbagai hal.

Padahal, sebagai seorang pesepakbola profesional, dirinya harus selalu siap berhadapan dengan kondisi apa pun. Termasuk melayani wartawan dalam sesi wawancara yang memang sangat lazim dilakukan di pentas sepakbola profesional.

Tapi, beberapa ‘kuli tinta Senayan’ yang ingin mengorek informasi dari pemain yang sebelumnya menolak panggilan timnas itu, untuk kesekian kalinya dibuat kecewa dengan sikap tidak profesional Boaz, saat ditemui usai mengikuti sesi latihan perdana timnas kemarin.

Maklum saja karena ia sama sekali tidak menggubris wartawan dan hanya berlalu sembari menebar senyum, meski beberapa wartawan berusaha mencegatnya dengan memberikan pertanyaan.

"Bagaimana bisa jadi pemain hebat kalau sifatnya masih ndeso gitu," gerutu salah seorang wartawan dari harian ibukota yang mengaku kesal dengan sikap tidak profesional pemain yang akrab disapa Boci itu.

Seperti diketahui, Boaz mendapat sorotan karena pemain yang menjadi langganan timnas itu sebelumnya mangkir dari panggilan mengikuti pemusatan latihan pertama yang berlangsung pada Agustus hingga September lalu.

Parahnya, karena ia dikabarkan lebih memilih mengikuti turnamen antar kampung di Papua ketimbang memenuhi panggilan Badan Tim Nasional (BTN) PSSI untuk menjalani pemusatan latihan di Jakarta.

Iseng - iseng saya browsing baca - baca berita olahraga. Ada satu yang kurang enak aja didenger. Siapa yang tidak tahu Boaz Sallosa?mungkin hampir semua orang tahu Boaz?Lalu kenapa banyak orang bisa mengenalnya?Tentu saja karena skill nya dalam sepak bola. Dari berita di atas, nampaknya wartawan tersebut kurang menghargai jasa para pemain sepakbola yang berjuang untuk Timnas. Tapi mungkin namanya juga manusia pasti Boaz juga memiliki kekurangan.

Dengan berkata "Bagaimana bisa jadi pemain hebat kalau sifatnya masih ndeso gitu," berarti oknum wartawan yang menggerutu tersebut kurang paham dalam menghargai pemain sepakbola. Setelah pulang latihan di Timnas tentu saja capek dan ingin cepat - cepat pulang melepas lelah. Tapi kemudian ada wartawan yang memaksa mewawancarai, tentu saja hak bagi pemain bersedia atau tidak diwawancarai.

Tapi dalam keadaan capek dan butuh istirahat wajar saja kalau menolak. Mungkin di lain kesempatan ada waktu yang lebih tepat untuk melakukan wawancara. Memang tidak dipungkiri peran Media sangat membantu pemain sepak bola dikenal oleh masyarakat luas. Tapi kalau memaksa tidak akan baik juga untuk kedua belah pihak. Jadi harus ada saling pengertian antara pewawancara dengan yang diwawancarai.